TRANSLATE

TRANSLATE
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
TRANSLATE LANGUAGE

Jumat, 21 September 2012

Sejarah Islam dikota Bali Denpasar

















Islam di Bali Denpasar

Sejarah Islam diIndonesia tidak lepas dari kerajaan - kerajaan yang ada dijawa, dan tidak terlepas pula dari kewalian yang telam menyebarkan islam diIndonesia.
Berikut sedikit dongeng sejarah masuknya Islam dikota Bali

Menurut kisah ada seorang raden yang bernama Raden Mas Sepuh
Raden Mas Sepuh ini seperti diungkapkan cerita tutur adalah seorang bangsawan Blambangan yang lahir dari perkawinan antara Raja Blambangan dan putri Bali/Mengwi. Beliau adalah bangsawan Blambangan yang beragama Islam ketika Blambangan masih sebagai kerajaan Hindu.Kedatangan beliau ke Mengwi, dalam rangka silaturahmi, menguatkan tali persaudaraan antara keluarga ibunya dan ayahnya.Pada saat kedatangannya ke kerajaan Mengwi , sempat membuat kagum orang Bali, karena beliau bersama pengiringnya berjalan diatas laut. Tetapi rupanya kedatangan beliau disalah tafsirkan ,sehingga timbullah perang tanding antara pengikut beliau dengan prajurit Mengwi/masyarakat Bali. Untuk menghindari pertumpahan darah dan mengakhiri pertempuran itu R.Mas Sepuh, mengeluarkan keris pusakanya dan mengangkat keatas. Ternyata keris pusaka tersebut memancarkan sinar, sehingga menyilaukan prajurit Bali. Melihat kehebatan sinar keris beliau, maka perang tandingpun berhenti. Dan akhirnya kedatangan beliau diterima dengan baik beliau diperkenankan tinggal di Mengwi dan menjalankan agama Islam dengan baik ditempat tersebut sampai saat wafat.Beliau dimakamkan di Seseh, Tabanan, suatu tempat pada zaman itu masih daerah kerajaan Mengwi Makam beliau saat menjadi ziarah kaum muslim baik dari Bali maupun dari Luar Bali (Jawa, Lombok , dan Sulawesi) tetapi juga menjadi ziarah ummat Hindu. Karena kharomah beliau dalam pengembangan dan penyebaran agama Islam di Bali maka masyarakat bali menobatkan beliau sebagai salah seorang Wali diantara para Wali Pitu Bali.

Meninggal tanpa Kepala.

Keberadaan R.Mas Sepuh,sebagai bagian Wali Pitu dan Orang Suci Hindu menjadi tanda yang monumental hubungan antara Blambangan dengan Bali , dan hubungan damai antara Islam dan Hindu. Hubungan Blambangan dan Bali terikat erat sejak zaman Prabu Hayam Wuruk. Tetapi setelah Hayam Wuruk meninggal terjadilah perang Paregreg. Dalam perang itu Blambangan kalah, sebagian besar bangsawan Blambangan melarikan diri ke Bali, seperti ditulis oleh Stanford Raffles bahwa ketika Menak Dadali Pati (Nama lain Bhree Pangembangan dari Balambangan) itu berhasil dikalahkan dan dibunuh, keluarga kerajaan Blambangan melarikan diri ke kediaman pemimpin Bali Klongkong .

Diperkirakan keluarga inilah yang kemudian membangun Kerajaan Mengwi. Seperti diketahui Mengwi didirikan pada tahun (1627 ) . Dan Mengwi berkembang pesat setelah pelarian kedua orang Blambangan bertambah banyak, yaitu ketika Sultan Agung menggempur Blambangan pada tahun 1634/1635 dengan 30.000 pasukan, dan mengangkut 5000 prajurit Blambangan ke Mataram . Ternyata serangan ini tidak membuat Blambangan hancur, karena itulah Sultan menulis peringatan kepada para penggantinya bahwa masih terdapat dua Nagari di Jawa yang tidak dapat ditundukkan yaitu Sumedang (Parahyangan) dan Blambangan . Karena itulah Mataram,menyerang kembali Blambangan pada tahun 1647, dibawah pimpinan Tumenggung Wiraguna. Serangan ini gagal total dan Tumenggung Wiraguna terbunuh dalam pertempuran itu.

Pada awal tahun 1600, Blambangan memindahkan ibukotanya dari Kedawung (sekitar Puger) ke Bayu kemudian ke Macan putih. Selain menghindari serangan Mataram pemindahan itu juga didasarkan atas pertimbangan berubahnya jalur perdagangan ke Samudra Hindia. Ulupampang/Muncar pelabuhan Blambangan di jalur samudra Hindia telah berkembang amat pesat dan telah menjadi pelabuhan International. Kapal dagang dari seluruh Nagari di Nusantara, Jawa, Bali, Bugis, Bengkolen /Sumatra mendarat di pelabuhan ini, dan malahan juga China dan terutama Inggris . Karena jarak Blambangan dan Mengwi sangat dekat , hanya terpisah selat Bali, maka hubungan antara Blambangan dan Mengwi menyatu kembali dan terjadilah perkawinan antara keluarga dinasty Tawangalun (1635 sd 1690) dan Mengwi. Hubungan baik inilah berdampak pada keamanan selat Bali dan menjadi jalur perdagangan yang amat ramai. Ulupampang menjadi pelabuhan International dan Mengwipun berkembang sangat pesat dan dibawah pimpinan I.Gusti Agung Ngurah Made Agung yang bergelar “Ida Cokorda Sakti Blambangan” mengalami masa kejayaan . Dan Blambanganpun menjadi kiblat Mengwi. Maka dapat dipahami jika Pura Taman Ayun yang dibangun oleh I Gusti Agung Ngurah Made Agung, menghadap ke gunung Semeru di Blambangan/Lumajang tidak seperti pura di Bali pada umumnya yang menghadap ke Gunung Agung.

Hubungan kekeluargaan inilah yang menjadikan keturunan Blambangan di Mengwi tetap berkukuh menyebut dirinya sebagai Dalem Blambangan, demikian juga pada para keturunan Blambangan/Majapahit yang tersebar diseluruh Bali yang menyebut dirinya Sugihan Jawa. Demikian teguh keyakinan itu, sehingga diwujudkan dalam pedoman hidup, bahwa apabila mereka tidak melakukan penghormatan kepada leluhurnya di Blambangan, dengan tidak melakukan sowan/matur dalam upacara suci di Blambangan (Udalan,atau Hari Raya ummat Hindu Bali lainnya) maka mereka dinyatakan mati tanpa Kepala.

sumber dari info yang ada


Masalah kebenaran aslinya WALLAHU A'LAM


TUKANG PASANG GIGI PALSU Hp  081 559 510 223
Terima panggilan Rawalo - PURWOKERTO
 
 

0 comments:

ALAMAT AHLI GIGI